Serpihan kayu terlempar dari pahat yang terbentur kayu yang dipukul palu. Kadang terlempar jauh dan terkadang mengenai si pemahat. Itulah sedikit proses mencipta dari seorang pemahat. Pemahat akan mempunyai ketrampilan memahat dari pengalaman belajar. Pemahat akan membuat gambar imajiner sebelum membuat karya pahat. Pemahat akan mempersiapkan alat dan media untuk membuat karya. Dan pemahat akan menggunakan hati untuk mencipta karya. Itu yang dianalogikan P. Mugi sebagai Visi dan Misi guru dalam mengajar. Beliau peramu puisi “Memahat Waktu” dari hasil rekoleksi guru SMA Trinitas yang diadakan oleh Yayasan.
Salah satu sharing di hari terakhir semester 1 ini dalam ‘Ibadat Syukur Tutup Tahun Guru dan Karyawan SMA Trinitas Tahun 2020’ (18/12/2020). Guru dan karyawan bersama dalam ibadat yang dipimpin oleh P. Aloysius. Petualangan Guru, karyawan dan murid di masa pandemi ini membuat semua belajar sesuatu yang baru dengan cepat. Terutama dalam proses belajar mengajar secara daring. Butuh kerendahan hati untuk saling belajar dari seluruh komponen sekolah.Sejenak dalam sharing ke 2 . Peserta ibadat yang terdiri guru, TU dan karyawan penunjang diingatkan oleh oleh Bu Sri tentang sejarah pendidikan jaman dahulu (sekolah) yang diciptakan oleh Ki Hajar Dewantara. Yaitu ‘Taman Siswa’, taman artinya tempat yang indah untuk bermain, tempat yang indah untuk siswa belajar. Jadi selayaknya sekolah menjadi tempat yang nyaman untuk anak-anak siswa belajar. Di masa pandemi pembelajaran secara daring menjadi tugas semua komponen sekolah membuat taman untuk siswa belajar secara daring. Tagline ‘Ingarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuru Handayani’ diingatkan juga bahwa sebagai guru selayaknya menjadi yang terdepan untuk memimpin, menjadi ditengah untuk bersama mendampingi, dan dibelakang menjadi penyemangat siswa belajar.Di selimuti angin pagi yang dingin, disegarkan juga dengan Sharing Pak Kris Sitepu. Belajar dari beberapa teman untuk menggunakan aplikasi pembelajaran secara daring. Saling melengkapi sebagai pemikir konten dan pelaksana pembuat konten. Kerjasa sama yang baik untuk proses yang baik. Ibadat ini dipimpin oleh Pak Aloysius dengan bacaan diambil sesuai dimasa ini. Bacaan pertama ‘Tuhan membuat segala sesuatunya indah pada waktunya’ masa dimana semua komponen sekolah berjuang untuk mendidik siswa. Untuk menjadi indah butuh proses yang diperjuangkan dalam mendidik siswa. Bacaan injil ‘ Kesepuluh Orang Kusta’. Imanmu telah menyelamatkan engkau. Ungkapan sederhana untuk berharap adanya penyelamatan dari masa pandemi ini yaitu syukur.Selamat Tahun Baru 2021Akhir tahun sudah tinggal sebentar lagi, tahun telah berganti 2021 akan kita sambut bersama dengan semester 2. Pandemi belum berakhir, PJJ berlanjut, dan tidak akan pernah mengerti apa yang akan terjadi di masa depan ini. Sekolah akan terus berjalan untuk mendidik siswa. Kita perlu rendah hati untuk tetap belajar, saya kuat karena ibu bapak guru dan karyawan ungkap Suster Susan SDP (Kepala Sekolah SMA Trinitas). Mari bersama menyongsong tahun baru dengan penuh antusias di masa pandemi ini. Bersyukur atas kesehatan yang diterima hingga sekarang. Selamat Natal 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar